Minggu, 20 Maret 2016

BUKU KECIL MKP

Diposting oleh Unknown di 19.09

"MEDIA KOPMUNIKASI PUBLIK"




MATERI                     :           RESUME PERTEMUAN 1 (MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK)
 
PROSES KOMUNIKASI 
A. Pengertian dan Unsur-unsur Komunikasi







Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa latin communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian untuk seseorang, tukar-menukar, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap,bertukar pikiran, berhubungan, berteman (Hardjana, 2003: 10).
Ensiklopedia Bebas dunia maya, Wikipedia (2009), mendefinisikan komunikasi sebagai berikut. Communication is commonly defined as “the imparting or interchange of thoughts, opinions, or information by speech, writing, or signs”. Although there is such a thing as one-way communication, communication can be perceived better as a two-way process in which there is an exchange and progression of thoughts, feelings or ideas (energy) towards a mutually accepted goal or direction (information). Komunikasi, menurut Wikipedia, adalah proses saling bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, ataupun isyarat.  Komunikasi bisa   satu arah maupun dua arah.
Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli:
1. Mc. Farland, komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara manusia
2. Keith Davis, komunikasi adalah proses jalur informasi dan pengertian dari seseorang ke orang lain
3. Dr.Phil Astrid Susanto: proses pengoperasian lambang-lambang yang mengandung arti
4. KBBI, adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. dapat pula berarti hubungan atau kontak
5. Ensiklopedi administrasi, adalah suatu proses penyampaian ide dari sumber berita ke suatu tempat tujuan
6. Kamus administrasi perkantoran, adalah penyampaian warta yang mengandung bermacam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain
Dari pendapat tentang pengertian komunikasi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat berbagai unsure sebagai berikut:
1. Sumber ( source ) : Pihak yang berinisiatif atau berkebutuhan untuk berkomunikasi, individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dll. Pihak sumber memiliki  gagasan  yang akan disampaikan kepada penerima. Gagasan diubah menjadi pesan melalui proses encoding, yaitu proses merubah gagasan menjadi simbol-simbol yang umum (kata, bahasa, tanda, gambar, dst.) sehingga dapat dipahami oleh penerima.
2. Pesan (message) : hal-hal yang bersifat verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, pikiran, keinginan atau maksud sumber tadi.
3. Saluran/Media (channel) : alat/ wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima.
4. Penerima (receiver) : Orang yang menerima pesan dari sumber. Penerima pesan ini menerjemahkan/ menafsirkan seperangkat simbol verbal dan/ atau non verbal yang ia erima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses demikian disebut decoding.
5. Efek (effect) : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Sumber (komunikator) bermaksud menyampaikan gagasan (informasi, saran, permintaan, dst.) yang ingin disampikan kepada penerima dengan maksud tertentu. Untuk itu dia menterjemahkan gagasan tersebut  menjadi simbol-simbol (proses encoding) yang selanjutnya disebut pesan (message). Pesan tersebut disampaikan melalui saluran (channel) tertentu misalnya dengan bertatap muka langsung, telepon, surat, dst. Setelah pesan sampai pada penerima, selanjutnya terjadi proses decoding, yaitu menafsirkan pesan tersebut. Setelah itu terjadilah respon pada penerima pesan. Respon tertuju pada pengirim pesan. Komunikasi sebagai proses dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

C. Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Encoding
Pihak-pihak yang melakukan komunikasi, terutama pengirim pesan pasti mengehendaki tujuan komunikasi yang dilakukannya membawa hasil yaitu pesan dapat diterima dan dipahami oleh pihak penerima pesan dan memberikan respon terhadap apa yang disampaikan pihak penerima sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penerima.  Untuk itu berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi harus dipertimbangkan dan salah satu diantaranya adalah faktor encoding.
Dalam komunikasi pihak penyampai pesan bukan hanya mempertimbangkan pesan apa yang akan disampaikan tetapi juga bagaimana menyampaikannya. Oleh karena itu pihak penyampai pesan harus tepat dalam mengemas pesannya. Proses pengemasan pesan dalam komunikasi disebut encoding (Hardjana, 2003: 13). Dengan encoding, pengirim atau penyampai pesan memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode atau lambang baik secara verbal atau non verbal. Dalam encoding, ada dua hal penting yang harus dilakukan oleh penyampai pesan, yaitu : 1. mempertimbangkan dengan  cermat apa yang akan disampaikan, dan 2.menterjemahkan dengan baik dan benar gagasan yang akan disampaikan menjadi isi pesan.
Encoding dapat dilakukan dengan tepat sehingga tujuan komunikasi tercapai jika penyampai pesan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini.
1. Pesan apa yang akan disampaikan?
Sebelum pesan dikemas melalui proses yang disebut encoding, penyampai pesan harus paham betul ide atau gagasan yang akan disampaikan tanpa memahami tentang apa yang akan disampaikan, penyampai pesan bisa mengalami kekeliruan dalam memilih kemasan pesan dan media untuk menyampaikannya.
2. Siapa pihak yang akan menerima pesan darinya?
Siapa yang dimaksud dengan pertanyaan di atas bukan sekadar menyangkut nama tetapi latar belakang pendidikan dan sosial, tingkat perkembangan jiwanya, mindset, dst. Isi pesan  sama namun jika penerima pesan berbeda misalnya dalam tingkat perkembangan, pendidikan, status sosial, latar belakang keahlian, maka kemasan pesan juga harus berbeda.
3. Dalam  bentuk apa pesan disampaikan: verbal atau non verbal?
Jika dalam bentuk verbal, kata apa atau kalimat yang   bagaimana yang dipilih. Kekeliruan dalam mengemas pesan dapat menyebabkan tujuan komunikasi tidak tercapai. Sekadar contoh pengemasan pesan yang tidak tepat dapat disimak dari pengalaman penulis berikut ini.
Suatu saat penulis menerima pesan via handphone dari seseorang yang bunyinya “U di mana? Q sudah menanti sejak jam 2.30” Penulis membalas dengan jawaban: “Maaf, anda siapa?” Ternyata dia adalah seorang mahasiswa yang akan mengikuti ujian perbaikan, yang sebenarnya tidak perlu menghubungi penulis. Contoh tesebut menggambarkan bahwa apa yang disampaikan dan bagaimana menyampaikannya salah. Ada contoh lain dari kekeliruan dalam pengemasan pesan. Sekitar pukul 12.30 seorang dosen menerima sms dari mahasiswanya: “Ibu nanti sore mengajar atau tidak?”  Si penerima pesan tak mengerti apa maksud pertanyaan tersebut dan juga agak tersinggung dengan isi pertanyaan tersebut. Sebagai penanggung jawab kelas untuk mata kuliah tertentu, pengirim pesan punya hak untuk menghubungi dan bertanya kepada dosen. Namun kemasan pesannya dan juga waktu penyampaiannya tidak tepat.  Seandainya pesan dikemas dengan kalimat: “Mohon maaf, sekadar mengingatkan bahwa sekarang ini ibu waktunya memberi kuliah di kelas kami”, dan disampaikan setelah lewat waktu dimulainya perkuliahan, misalnya setelah ditunggu 10 menit dosen belum hadir, tentu respon dari penerima pesan bisa seperti yang diharapkan oleh pengirim pesan.
Jika komunikator senantiasa memperhatikan faktor-faktor yang berasal dari dirinya, yaitu kemampuan dalam encoding, berarti dirinya sudah berusaha meminimalkan kekeliruan dalam komunikasi. Oleh karena itu  encoding merupakan kemampuan yang harus dikuasai setiap setiap individu, kecuali anak-anak, karena komunikasi merupakan aktivitas yang dapat terjadi kapan saja, dengan siapa saja, dan dalam situasi apapun. 
D. Langkah-langkah proses komunikasi:
1. komunikator memiliki gagasan atau pesan/informasi yang ingin disampaikan kepada komunikan
2. komunikator membuat/menyusun sandi-sandi (encoding) untuk menyatakan maksud dalam bentuk kata-kata ataupun lambang
3. perkataan dan lambang-lambang (pesan) disalurkan melalui media
4. komunikan menguraikan/menafsirkan pesan yang dikirimkan oleh komunikator
5. komunikan memberi tanggapan
Menurut arah prosesnya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut;
a. Komunikasi satu arah (one way communication)
komunikasi yang hanya sepihak, komunikator tidak memberi kesempatan kepada komunikan untuk memberi respon.
keuntungan:
• lebih cepat dan efisien
• dalam hal tertentu memberi kepuasan kepada komunikator, karena komunikan tidak mempunyai kesempatan
• dapat menjaga wibawa komunikator (pimpinan), karena komunikan tidak dapat mengetahui secara langsung atau menilai kesalahan dan kelemahan komunikator
kelemahan:
• tidak memberi kepuasan kepada komunikan
• memberikan kesan otoriter
• dapat menimbulkan kesalahpahaman dan ketidakjelasan
b. komunikasi dua arah (two ways communication)
Berlangsung antara dua pihak antara komunikator dan komunikan baik secara vertikal, horisontal dan diagonal.
1. komunikasi vertikal, berlangsung dalam perusahaan antar atasan dan bawahan
2. komunikasi horizontal, berlangsung pada komunikator dan komunikan yang mempunyai tingkat, kedudukan, dan wewenang yang sama.
3. komunikasi diagonal, berlangsung antara komunikator dan komunikan yang tingkat, kedudukan dan wewenang yang berbeda.
keuntungan:
• ada dialog
• informasi lebih jelas, akurat dan tepat
• memunculkan rasa kekeluargaan, keakraban dan iklim demokratis
• menghindari kesalahpahaman
kelemahan:
• informasi lebih lambat sehingga kurang efisien
• keputusan tidak dapat diambil dengan cepat
• memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bersikap menyerang, sehingga suasana kerja menjadi kurang kondusif
• memberikan kemungkinan timbulnya berbagai macam masalah yang tidak ada relevansinya dengan masalah yang sebenarnya
c. komunikasi ke segala arah
berlangsung dari beberapa komunikator dan komunikan yang saling berinteraksi.
contoh : diskusi
Ø  Ada dua hal penting yang harus dilakukan oleh penyampai pesan, yaitu :
 1. mempertimbangkan dengan  cermat apa yang akan disampaikan, dan
2.menterjemahkan dengan baik dan benar gagasan yang akan disampaikan menjadi isi pesan.
·         Faktor ketepatan encoding
1.       Pesan apa yang akan disampaikan?
  penyampai pesan harus paham betul ide atau gagasan yang akan disampaikan tanpa memahami tentang apa yang akan disampaikan,
  penyampai pesan bisa mengalami kekeliruan dalam memilih kemasan pesan dan media untuk menyampaikannya
2. Siapa pihak yang akan menerima pesan darinya?
Siapa yang dimaksud dengan pertanyaan di atas bukan sekadar menyangkut nama tetapi latar belakang pendidikan dan sosial, tingkat perkembangan jiwanya, mindset, dst.
 Isi pesan  sama namun jika penerima pesan berbeda misalnya dalam tingkat perkembangan, pendidikan, status sosial, latar belakang keahlian, maka kemasan pesan juga harus berbeda
3. Dalam  bentuk apa pesan disampaikan: verbal atau non verbal?
Jika dalam bentuk verbal, kata apa atau kalimat yang   bagaimana yang dipilih. Kekeliruan dalam mengemas pesan dapat menyebabkan tujuan komunikasi tidak tercapai
E. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy  Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
REFERENSI:
Hardjana, Agus M. (2003) Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.
Wikipedia. (2009) “Communication” Tersedia pada: http://www.en.wikipedia.org/ Wiki/communication. Diakses pada 16 November 2009.
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2014/12/proses-komunikasi-dan-penjelasannya.html


RESUME 2 : KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL

 

1. KOMUNKASI INTRAPERSONAL



(intrapersonal) 

A. Pengertian


      Dijelaskan oleh Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Sedangkan  menurut  Nina  (2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir. Sedangkan menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
      Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.
        Dalam komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder) melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder) dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik (feedback) terhadap pesan tersebut.

B. Proses Komunikasi



  


Adapun proses komunkasi intrapersonal adalah sebaga berikut:

1. Sensasi    
      Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.

2. Asosiasi
     Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi.  Thorndike  seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa  terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut, yaitu:
  1. Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus dan respons sering terjadi, asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan yang telah terbentuk akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
  2. Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin meningkat. Ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
     Dari pendapat Thorndike ini , kita dapat mengetahui bahwa sering terjadinya pengalaman yang terjadi terhadap suatu peristiwa, maka semakin menguatkan asosiasi dan pada gilirannya akan semakin menguatkan sensasi kita terhadap peristiwa tersebut. Selain itu penguatan asosiasi juga terbentuk karena akibat dari suatu peristiwa (asosiasi stimulus dan respon).

3. Persepsi
      Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.

4. Memori
     Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu:
  1. Perekaman (encoding) yaitu pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkuit syaraf internal.
  2. Penyimpanan (storage) yang menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif.
  3. Pemanggilan (retrieval), yang dalam sehari-hari disebut mengingat kembali adalah menggunakan informasi yang disimpan.
5. Berpikir
      Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan.  Selain itu berpikir juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).
      Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:
  1. Keputusan merupakan hasil berpikir, dan merupakan hasil usaha intelektual.
  2. Keputusan merupakan pilihan berbagai alternatif.
  3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
      Adapun faktor-faktor personal yang sangat menentukan terhadap apa yang diputuskan, antara lain:
a. Kognisi.
Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
b. Motif.
Biasa disebut konatif/konasi, dorongan, gairah yang amat memengaruhi pengambilan keputusan.
c. Sikap.
Disebut juga afektif/afeksi/emosi yang menjadi faktor penentu lainnya.

2. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL 



 (contoh komunikasi intrapersonal)


A. Pengertian


Devito (2007)  menyatakan  bahwa “interpersonal communication is the communication that takes place between two persons who have an established relationship; the people are in some way connected”.Often interpersonal communication takes place face to face:  . . . This is the type of interaction that probably comes to mind when you think of conversation. Because of technological advances, however, much conversation now takes place on line. The four  major online types of conversation-e-mail, the mailing list group, instant messaging, and that chat group-differ from one another and from face to face interaction in important way. Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2008), “interpersonal communication is communication that flows individual to individual in face to face and group setting”. Menurut Slocum/Hellriegel (2009), pengertian komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut An interpersonal communication network is the pattern of communication flows, relationships and understanding developed over time among people, rather than focusing on the individual and wether a specific message is received as intended by the sender. Sedangkan menurut Robbins and Judge (2010) mengatakan bahwa “interpersonal communication is how do group members transfer meaning between and among each other? They essentially rely on oral, written, and nonverbal communication”. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2013), “interpersonal communication is communication between two or more people”.
        Dari konsep-konsep komunikasi interpersonal di atas, dapat disintesakan komunikasi interpersonal adalah  penyampaian dan penerimaan  pesan antara dua orang secara tatap muka langsung atau melalui berbagai media dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal dengan indikator (1) penyampaian pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam kelompok (2) penerimaan pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam kelompok. Selanjutnya Devito (2007) menyampaikan mengenai  tujuan komunikasi interpersonal diantaranya sebagai berikut untuk pembelajaran, untuk membina hubungan, untuk mempengaruhi, untuk bermain dan untuk membantu.

 B. Tujuan

 

Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.


C. Efektivitas Komunikasi Interpersonal


Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.





Daftar Rujukan:
Andre, Rae. Organizational Behavior Pearson International Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2008.
Devito, Joseph A. The Interpersonal Communication Book Eleventh Edition. USA: Pearson Education Inc., 2007.
Ivancevich, Konopaske, Matteson. Organizational Behavior and Management Eight Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.,  2008.
Luthans, Fred. Organizational Behavior Twelfth Edition. New York: The Mc Graw Hill Companies Inc., 2011.
Robbins, Stephen P., dan Timothi A. Judge. Organizational Behavior Fourteenth Edition. New Jersey: Pearson Education Inc., 2011.
Robbins, Stephen P., Marry Coulter. Management Eleventh Edition. England: Pearson Horizon, 2013.
Rosmawaty. Mengenal Ilmu Komunikasi. Jakarta: Widya Padjajaran, 2010.
Shermerhorn, John R. Introduction to Management 10th Edition. Asia: John Wiley & Sons Inc., 2010.
Slocum, Herriegel. Principles of Organizational Behavior Twelfth Edition. Canada: South Western, 2009.
Syam, M.S. Nina W. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html



Gold Generation " Resume 3 "


TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF

           A. Pengertian Komunikasi

 - Upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi dsb, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain
 - “Proses penyampaian pesan dari Komunikator ke Komunikan melalui saluran/media dengan harapan mendapatkan umpan balik” 

     B. FungsiKomunikasi

Menurut Rudolf F. Verderber
Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertent, seperti: apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar menghadapi tes.
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.

      C. Ketrampilan Komunikasi
·      Mendengarkan merupakan kegiatan yang cukup sulit dilakukan karena kita identikannya lebih ingin didengarkan apa yang disampaikan oleh kita
·    Bertingkah laku asertif merupakan tingkah laku yang dilihatkan dari       perhatian kita terhadap orang lain
·         Menyelesaikan konflik , saat kita dihadap suatu masalah dan kita diharuskan untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut kita harus memiliki ketrampilan berbicara yang baik dan benar
·   Melakukan persuasive, pada saat kita memberikan himbauan kemudian himbauan tersebut berhasil di laksanakan oleh orang lain itu merupakan keberhasilan dalam keterampilan berkomunikasi yang baik.
    
       D. Komunikasi Efektif 
Ø  Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan
Ø Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
Ø  Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1.     Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2.    Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3.  Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat       menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Ø  Komunikasi efektiv terdiri dari 

a.    komunikasi verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara lisan maupun tulisan. 
Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perusahaan dan merupakan kunci sukses suatu perusahaan tersebut. Begitu pentingnya komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi dengan baik. 
Komunikasi verbal ini terdiri dari komunikasi satu arah  (one way communication) dan komunikasi dua arah ( two way communication).  Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua pihak.
Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang disampaikan. 
Ø  Dalam melakukan komunikasi verbal kita dapat menemui 2 makna antara lain
    Makna denotative
Menurut Spradley dalam Pilliang (1999:20), “Makna denotasi
meliputi hal-hal yang ditunjuk oleh kata-kata (makna
referensial)”.
Pilliang (1998:14) mengartikan makna denotasi adalah
hubungan eksplisit antara tanda dengan refernsi atau realitas dalam pertandaan tahap denotasi. Misalnya ada gambar manusia, binatang, pohon, rumah. Warnanya juga dicatat seperti merah, kuning, biru, putih, dan sebagainya.
Contoh:
1.      Adik makan nasi.
(Makan artinya memasukkan sesuatu kedalam mulut).
2.      Saya sedang membaca artikel sambil meminum kopi.
(membaca artikel maksudnya ialah membaca suatu artikel).
    Makna konotatif
Menurut Pilliang (1998:17), “Makna konotatif meliputi aspek
makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi”.
Contoh:
Gambar wajah orang tersenyum dapat diartikan sebagai suatu keramahan dan kebahagiaan. Tetapi sebaliknya, tersenyum bisa juga diartikan sebagai ekspresi penghinaan terhadap seseorang.
Ø  Aspek Kamunikasi Verbal
1.     Vocabulary  ( perbendaharaan kata )
2.    Racing (kecepatan). 
3.    Intonasi suara:
4.    Humor:
5.    Singkat dan jelas.
6.    Timing (waktu yang tepat)
b.    komunikasi  non verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Oleh sebab itu, Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
a.     Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)
b.    Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan                  kata-kata (substitution)
c.     Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d.     Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.
Ø  Unsur komunikasi Non Verbal
·         Ekspresi wajah  
·         Kontak mata
·         Sentuhan  dan bau-bauan
·         Postur tubuh dan gaya berjalan
·         Sound (Suara)
·         Gerak isyarat

    E. Faktor- faktor yang mempengaruhi kelancaran/hambatan dalam komunikasi

·         Pengetahuan         

·         Pengalaman

·         Intelegensi

·         Kepribadian

·         Budaya

·         Biologis terdiri:

o   kelainan mulut,

o   gagap, cadel

   F.  Teknik berkomunikasi yang efektif

  • =memahami dasar-dasar kemampuan komunikasi, meliputi: 
    • a. mengetahui apa yang diamksud     dengan komunikasi 
    • b. milikilah keberanian untuk menyampaikan apa yang dipikirkan
    • c. berlatihlah

  • =libatkan lawan bicara, meliputi: 
    • a. lakukan kontak mata
    • b. gunakan gestur tubuh
    • c.jangan menyampaikan pesan yang campur aduk
    • d. hati-hati dengan apa yang dikatakan oleh tubuh 
    • e. tunjukan sikap dan kepercayaan yang kontruktif
  • =Gunakan kata-kata anda, meliputi:
    • a. uatarakan kata-kata anda dan ucapkan dengan jelas
    • b. perlambatlah cara bicara anda 
 












  •  =Gunakan suara anda, meliputi:
    • a. kembangkan dan hidupkan suara anda
    • b. atur volume suara anda







G.  Ciri- ciri komunikasi tidak efektif
a. bertele-tele
b. malu-malu
c. marah-marah
d. maksud yang disampaikan tidak jelas
e. tersembunyi maksud pesan
f. non verbal
g. satu arah
h. tidak responsive
i. tidak nyambung
j. tidak terbuka

daftar pustaka:
http://id.wikihow.com/Mengembangkan-Kemampuan-Komunikasi-yang-Baik
https://edoparnando27.wordpress.com/komunikasi-efetif/
http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi-efektif.html
http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-verbal-dan-nonverbal.html




Resume 4
KOMUNIKASI PUBLIK DAN MASSA

Seperti apa komunikasi Publik itu? Lalu apakah sama antara komunikasi public dengan komunikasi massa?
Ingin tahu jawabannya silahkan baca tulisan ini, dan perdalami ilmunya dengan baik.
Terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu pengertian dari komunikasi public dan komunikasi massa.

a.       Komunikasi public merupakan komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih dari sulit dari pada komunikasi antar pribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Sedangkan menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
-           Hennessy (1975:1)
“Komunikasi publik/opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan yang dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang penting oleh umum
-          Hageman
“Komunikasi publik adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat
-          De Vito dalam bukunya yang berjudul “Communicology: An Introduction to The Study of Communication.”
“Komunikasi publik adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya (termasuk kepada siswa) atau semua orang yang membaca dan menonton.[6] Komunikasi publik adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual

Dari beberapa pendapat tentang komunikasi publik diatas, Komunikasi Publik adalah salah satu tipe dari komunikasi yang menunjukan suatu proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan oleh sumber/komunikator di depan khalayak yang lebih besar  atau masyarakat dan dalam situasi tatap muka.




b.      Komunikasi massa menurut beberapa ahli antara lain
-          Menurut Gerbner dalam Rakhmat, (2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry
-          Menurut Rakhmat (Rakhmat, 2009 : 189) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
-          Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Wright dalam Ardianto, (2007: 4) komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu:
1.      Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonym
2.      Pesan disampaikan secara terbuka
3.      Pesan diterima secara serentak pada waktu yang sama dan bersifat sekilas (khusus untuk media elektronik)
4.      Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
-          Menurut Meletzke Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.
Setelah mengetahui apa saja pengertian dari kedua komunikasi tersebut , kita juga perlu mengetahui apa saja fungsi dari kedua bentuk komunikasi tersebut.

a.       Fungsi Komunikasi Publik
1.      Menumbuhkan semangat kebersamaan.
2.      Mempengaruhi orang lain atau si penerima.
3.      Memberikan informasi kepada si penerima
4.       Memajukan Pendidikan.
5.      Menghibur.
Sedangkan menurut ahli fungsi komunikasi public adalah sebagai berikut:
Menurut Deddy Mulyana dalam sebuah bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, ia merumuskan bahwa setidaknya ada empat fungsi dari komunikasi itu yakni sebagai berikut:
1.      Komunikasi Sosial
            Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, kita bekerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif sangat erat kaitanya dengan komunikasi sosial. Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendirian ataupun kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilkukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyapaikan perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan non verbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama melalui perilaku non verbal. Sebagai contoh, seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Atau seorang atasan menunjukkan simpatinya kepada bawahanya yang isterinya baru meninggal dengan menepuk bahunya.
3.      Komunikasi Ritual
Erat kaitanya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mula dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, (nyanyian happy birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman, pernikahan (ijab-qabul, sungkem kepada orang tua, sawer, dan sebagainya. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Ritus-ritus lainya seperti berdoa (shalat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran idul fitri, Idul Adha atau natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi  dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.
4.      Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah prilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau inforasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataanya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka
b.      Fungsi Komunikasi Massa

1.      Menyebarluaskan informasi
2.      Sebagai bahan diskusi
3.      Memajukan pendidikan dan kebudayaan
4.      Merangsang pertumbuhan ekonomi
5.      Menciptakan kebahagiaan hidup seseorang
Adapun fungsi komunikasi massa menurut ahli antara lain sebagai berikut:
-          Fungsi komunikasi massa dikemukakan oleh Effendy dalam Ardianto, (2007 : 18) secara umum yaitu:
1.      Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
2.      Fungsi Pendidikan
Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa, pendengar atau pembaca.
3.      Fungsi Memengaruhi
Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan (cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative).
-          Pendapat lain dikemukakan oleh Dominick dalam Ardianto, (2007:14 - 17) yaitu fungsi komunikasi terdiri dari :
1.      Surveillance (Pengawasan)
Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Interpretation (Penasiran)
Fungsi ini mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau komunikasi kelompok.
3.      Linkage (Pertalian)
Fungsi ini bertujuan dimana media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4.      Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini artinya bahwa media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.
5.      Entertainment (Hiburan)
Fungsi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran halayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Ternyata terdapat juga perbedaan tujuan dari kedua bentuk komunikasi tersebut. Tujuan tersebut antara lain:
 
a.       Tujuan Komunikasi Publik
-          Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi Tujuan Komunikasi secara umum adalah sebagai berikut :\
1.      Perubahan Sosial Dan Partisipasi Sosial
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya diadakannya sosialisasi oleh Lembaga KPU atau lembaga-lembaga masyarakat anti golput supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu.
2.      Perubahan Sikap
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan kampanye politik oleh suatu tim sukses calon politikus yang bertujuan mencari simpatik kepada masyarakat agar mau memilih calon pemimpin atau anggota parlemen di pemerintahan  dan hal tersebut dapat mengubah sikap dukungan masyarakat ataupun tidak sama sekali.
3.      Perubahan Pendapat
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya diadakannya suatu sosialisasi mengenai program pemerintah atau kebijakan-kebijakan pemerintah dari dinas-dinas kepemerintahan terkait kepada masyarakat. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerintah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
4.      Perubahan Perilaku
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya diadakannya seminar ataupun sosialisasi dari Dinas Kesehatan yang kegiatan tersebut memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat
-          Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi beliau mempunyai pendapat mengenai tujuan komunikasi publik sebagai berikut :
1.      Memberikan informasi (Public Information) kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication
2.      Mendidik masyarakat (Publik Education). Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan anak-anaknya.
3.      Mempengaruhi masyarakat (Publik Persuasion). Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi Interpersonal.
4.      Menghibur masyarakat (Publik Entertainment). Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan. 

Setelah kita mengetahui tujuan dari kedua komunikasi tersebut perlu dipahami juga ciri-ciri/ karakteristikdari komunikasi public dan massa itu. 
a.       Komunikasi public
1.      Satu pihak (pendengar ) cenderung lebih pasif.
2.       Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
3.      Umpan balik yang diberikan terbatas
4.      Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah.
5.      Dihadiri oleh sejumlah besar orang
6.      Biasanya telah direncanakan
7.      Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan dan membujuk
b.      Komunikasi massa
-          Ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:
1.      Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;
2.      Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;
3.      Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim;
4.      Mempunyai publik yang secara tersebar.
-          Ciri-ciri Komunikasi Massa
1. Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif (Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang per orang.
2. Pesan bersifat umum, universal, dan ditujukan kepada orang banyak.
3. Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan keserentakan (instantaneos) penerimaan oleh massa.
4. Komunikan bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan pendidikan.
5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication).
6. Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung (Indirect Feedback); respon audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi antarpribadi.


Untuk lebih jelasnya kita juga perlu mengetahu fungsi dari media.

Ø  Fungsi Media
1.      Fungsi Pengawasan (surveillance)
  1. Fungsi Penghubungan (correlation)
  2. Fungsi pentransferan budaya (transmission)
  3. Fungsi Hiburan (entertainment)
Selanjutnya kita bahas tentang 3 Jenis Media Massa;



1.     Media Cetak  (Printed Media)

 
Media cetak  adalah media massa yang berbentuk printing dimana dinikmati dengan membaca dan bentuk medianya statis.  Artinya,  media ini  dengan  bentuk tercetak dimana Umumnya, terbit paling cepat sehari sekali (di beberapa negara, ada media cetak yang terbit sehari dua kali).  Dengan sistem penulisan secara in dept (lebih mendalam dan lengkap).Kedua bentuk media massa tersebut memiliki perbedaan yang sangat jelas serta memiliki kekurangan dan kelebihan  pada masing-masing karya jurnalistik.
Mau tahu salah satu contoh media massa?
Contoh-contoh media cetak seperti; surat kabar, majalah dan tabloid

ü  Surat kabar
Adalah media massa pertama kali muncul di dunia pada tahun 1920 an. Di kala itu pada awalnya media massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masayarakat, sehingga membawa masyrakat pembaca kepada suatu tujuan tertentu. Seperti teori jarum suntik pada teori komunikasi massa. Namun sekarang sudah sangat kebebasan pers, seperti timabal balik dari audiens.
ü  Karakteristik Surat Kabar
  1. Publisitas (publicity), yang mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Karena diperuntukkan untuk khalayak umum, isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum.
  2. Periodesitas (periodicity), yang berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu.
  3. Universalitas (universality), menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain.
  4. Aktualitas (actuality) yang berarti kini dan keadaan sebenarnya. Kedua-duanya erat sekali sangkut pautnya dengan berita yang disiarkan surat kabar.

ü  susunan tim dalam sebuah redaksi surat kabar
  1. Penanggung jawab surat kabar
  2. Pemimpin Redaksi
  3. Tim Redaksi
  4. Tim Reporter
  5. Lay-outer/type setter
  6. Ilustrator
  7. Kontributor tulisan

2.     Media Elektronik (Electronic Media)



Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital.

Radio dan Televisi adalah contoh media elektronik
Setelah media cetak muncullah media elektronik pertama yaitu radio. Yaitu sebagai media audio yang menyampaikan pesan lewat suara. Kecepetatan dan ketepatan waktu dalam penyampain pesan radio tentu lebih cepat dengan menggunakan siaran langsung. Pada waktu penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan media massa radio berperan utama dalam penyebaran berita.Setelah itu muncul Televisi yang lebih canggih bisa menayangkan gambar. Yaitu sebagai media massa audio visual.

3.     Media Massa Internet (Cyber Media / Online Media)


Ø  Menurut (Cangara, 2002) – Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV.
Ø  Sedangkan menurut (Rakhmat, 2001) – Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.

Contoh media massa internet atau media online
Baru populer di abad 21, google lahir pada tahun 1997. Media internet bisa melebihi kemampuan media cetak dan elektronik. Apa yang ada pada kedua media tersebut bisa masuk dalam jaringan internet melalui website. Banyak kelebihan media maassa internet dibanding media yang lain.

Namun akses internet yang masih terbilang bebas bisa berbahaya bagi pengguna yang belum mengerti. Misalnya penipuan, pornografi dsb. Media internet tidak harus dikelola sebuah perusahaan layaknya media cetak dan elektronik,  melainkan bisa juga dilakukan oleh individu.

Itulah beberapa materi penting terkait dengan komunikasi public dan massa semoga bermanfaat dan bisa di share ke yang membutuhkan.

Terimakasih.



>

0 komentar:

Posting Komentar

 

"Gold Generation" Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting