Sabtu, 16 April 2016

TPK 4

Diposting oleh Unknown di 11.33


TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

RESUME 4

Dalam menjalani hidup, manusia pasti pernah mempunyai masalah. Tidak ada hidup tanpa masalah, bahkan untuk seseorang yang sangat kaya raya sekalipun. Sehingga ada pepatah yang mengatakan "bersahabatlah dengan masalah dan masalah pun akan bersahabat dengan kita". Masalah terjadi pada setiap bidang kehidupan. Setiap penelitian yang dilakukan juga harus menemukan sebuah masalah yang harus diteliti dan dipecahkan.

     1.      Berikut ini adalah pengetian dan definisi masalah:
# IRMANSYAH EFFENDI
Masalah adalah pelajaran saat anda sadar sebagai kesadaran jiwa, anda dengan mudah dapat melihat kelemahan dan masalah anda
# ABDUL CHOLIL
Masalah adalah bagian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah menghadapi masalah, bisa bersumber dari diri sendiri maupun bersumber dari orang lain
# JEFFEY LIKER
Masalah merupakan peluang untuk perbaikan, kebalikan dari masalah adalah peluang
# JUJUN SUPARJAN SURIASUMANTRI
Masalah merupakan titik tolak dari seluruh kegiatan keilmuan yang akan dilakukan
# ISTIJANTO
Masalah merupakan bagian yang paling penting dalam proses riset, sebab masalah memberi pedoman jenis informasi yang nantinya akan dicari
# RICHARD CARLSON
Masalah adalah tempat terbaik untuk berlatih agar hati kita tetap terbuka karenamasalah adalah bagian dari kehidupan kita
Jadi dapat disimpulkan bahwa  masalah merupakan suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.

     2.     Tahapan pengambilan keputusan
      Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang atau mudah untuk dimengerti.
      Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
      Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih sepesifik.
      Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai.
      Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.
Menurut Herbert A. Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ), tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.   Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.   Tahap Perancangan ( Design Phace )
     Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan/solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3.   Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
     Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan/dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4.   Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
      Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan. 

     3.     Klasifikasi Keputusan
Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain ( Herbert A. Simon ) :
1.      Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
Atau lebih jelasnya keputusan terprogram adalah Keputusan yang dijaIankan secara rutin saja, tanpa ada persoalan-persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan keputusan yang dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung secara baik dan stabil. Dalam realitas Keputusan terprogram mampu diselesaikan ditingkat lini paling rendah tanpa harus membutuhkan masukan Keputusan dari pihak sangat terkait, seperti para middle dan top management. Jika dibutuhkan keterlibatan middle management ini hanya pada pelurusan beberapa bagian teknis


-         Syarat keputusan terprogram
Pada dasarnya suatu Keputusan yang terprogram akan dapat terlaksana dengan baik jika memenuhi beberapa syarat di bawah ini, yaitu:
1.   Termilikinya sumber daya manusia yang memenuhi syarat sesuai standar yang diinginkan
2.     Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif adalah Iengkap tersedia. Serta informasi yang diterima adalah dapai dipercaya

3.   Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama Keputusan yang terprogram tersebut dilaksanakan.

4.   Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung teriaksananya Keputusan terprogram ini hingga tuntas. Seperti peraturan dan berbagai ketentuan Iainnya tidak ikut menghalangi, bahkan sebaliknya turut mendukung.

5.       dan iain-Iain.
-         Contoh
a.       pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (Standard Operating Procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa. Sehingga dalam pekerjaan di Iapangan para bawahan sudah dapat mengerjakannya secara baik apalagi jika disertai dengan buku panduan operasionalnya, adapun yang menjadi persoalan jika para bawahan belum mengerti secara benar, misalnya ada beberapa bagian yang tidak terjelaskan pada buku panduan. Dan biasanya apa yang tidak terjelaskan pada buku panduan tersebut maka di waktu yang akan datang akan dilakukan revisi atau semacam penyempurnaan konsep.
b.      aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.

2.      Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
Ricky W. Griffin mendefinisikan Keputusan tidak terprogram adalah Keputusan yang secara relatif tidak ter struktur dan muncul Iebih jarang daripada suatu Keputusan yang terprogram.” Pada pengambilan Keputusan yang tidak terprogram adalah kebanyakan Keputusan yang bersifat Iebih rumit dan membutuhkan kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top manajemen dan para konsultan dengan tingkat skill tinggi
-          Contoh:
keputusan yang tidak terprogram adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis, dan berbagai masalah yang membawa dampak besar bagi organisasi.
a.       Kenaikan harga minyak secara internasional
b.      Kenaikan nilai tukar rupiah dengan dollar

     4.     Perkiraan pengambilan keputusan 



*  Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
* Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
* Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.

     5.     Perubahan Dalam Keputusan
Dalam proses berlangsungnya suatu keputusan tentu tidak selamanya berlangsung sesuai dengan rencana yang diharapkan. Secara umum dampak perubahan keputusan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok perubahan, yaitu :
a.       Incremental Changes
Incremental change merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau ditaksir beberapa persentase perubahan yang akan terjadi ke depannya tentu berdasarkan data-data yang terjadi di masa lalu (historis).

b.      Turbulence Change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit untuk diperkirakan.
Contohnya bencana alam, perubahan kondisi politik, demonstrasi buruh, dan sebagainya. Walaupun data-data tersebut ada namun kejadian seperti itu belum tentu memiliki kesamaan kondisi dan situasi seperti dulu.
jatuh dan bergantinya presiden di Irak sebelum Saddam Hussein, maupun pada saat Saddam Hussein ditangkap atau diturunkan sebagai Presiden Irak secara paksa oleh Amerika dan sekutunya.

Makasih semoga bermanfaat.. share it

>

0 komentar:

Posting Komentar

 

"Gold Generation" Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting